Feb 24, 2009

Kemelesetan ekonomi dunia: Ini yang PALING BURUK!

Melihat senario sekarang baik dari segi politik atau dari segi ekonomi, kita harus bertanya, apa yang masa hadapan akan berikan kepada kita? apa harapan yang ada pada masa depan?.

Artikel dibawah ini dikutip dari www.thetruthseeker.com. sebuah website yang memaparkan kisah-kisah menarik untuk kita baca.

Dikala rakyat malaysia dipesongkan dengan cerita sensasi politik dan skandal seks panas YB Malaysia, ada satu lagi cerita hangat yang lagi panas dan silap haribulan boleh mendatangkan rusuhan ekonomi kepada masyarakat Malaysia.

Cerita tersebut ialah krisis ekonomi global yang mula dirasai di Malaysia. Di Amerika dan seluruh dunia kapitalis, kesan tersebut sudah terjadi. Para pekerja telah diberhentikan, kilang-kilang dan perusahaan mula bankrap. Industri yang berkaitan mula menampakkan ketenatan mereka. Kadar penganguran naik dan kadar jenayah mula bertambah. Apabila pekerja hilang pekerjaan maka tentu juga kadar kebolehan pembelian barangan mula berkurang. Ini bermakna permintaan juga akan berkurang seterusnya akan mengakibatkan kehancuran keseluruhan perniagaan yang bergantung kait antara satu sama lain.

Apa yang rakyat Malaysia perlu tahu ialah krisis ini lebih teruk dan MAHA BESAR dari apa yang dijangkakan. Ia akan menjadi titik hitam dalam sejarah kapitalis dunia. Kesannya akan dirasai bukan sahaja dalam masa 2 tahun ini tetapi sekurang-kurangnya 5 tahun akan datang.

Apa yang rakyat Malaysia perlu tahu ialah kadar penganguran telah meningkat. Cuba lihat sekeliling, apa yang anda nampak tenang dan tenteram adalah gambaran luaran. Gambaran yang dilindungi oleh mata. Mata yang dikaburi oleh pesongan minda yang dijaja media. Kita telah diperolokkan dengan pelbagai janji dari semua pihak. Kita dialatkan supaya tidak memandang kebenaran kerana kita masih bekerja. Nasi masih ada diatas meja. Anak-anak masih bisa makan dan berpakaian. Konsert dan astro serta hiburan masih mampu kita tatapi. Tapi itulah sandiwaranya. Kita ini asyik terbuai dalam sensasi rasa yang membuatkan kita selesa.

Apa yang rakyat Malaysia kena lihat ialah kadar jenayah yang semakin meningkat. Hutang pinjaman yang semakin banyak (NPL = non performing loan) yang ditanggung oleh pihak Bank. Apabila ini terjadi, krisis kewangan itu sudah mula dirasai. Cuma ia tidak sampai ke peringat apex atau peringkat "panas". Dan ia akan sampai ke peringkat itu. Persoalannya bukan adakah ia akan sampai, tetapi lebih kepada bila ia akan sampai.

Pada masa itu, satu ledakkan akan berlaku dalam masyarakat. Ia akan membuatkan satu revolusi yang ganas. Apabila manusia itu kehilangan, ia sudah merasa tidak ada apa lagi yang perlu dirisaukan, tidak ada benda lagi yang hendak dihilangkan, lantas dia mula melakukan kejahatan. Rompakan, kecurian dan penculikan akan bermaharajalela. Demostransi akan terjadi. Dan kekacauan akan mula mengembung seperti buih-buih panas di kolam air panas ulu yam.

Jadi, apa yang perlu kita lakukan? berjimat, berjimat dan simpan dalam emas. Beli yang perlu. Beli emas itu perlu.

Apa yang kerajaan kita lakukan sekarang ialah memaksa kita membeli dan berbelanja. Ini untuk meransangkan ekonomi negara. Dengan ini pasti ekonomi akan meningkat semula apabila permintaan domestik bertambah. Cuma yang kerajaan lupa ialah permintaan domestik tidak bermakna duit tersebut akan berlegar dalam negara. Duit tersebut separuhnya akan keluar negara kerana pembelian domestik tidak bermaksud pembelian barangan industri tempatan. Kebanyakkan pembeli tempatan suka kepada produk buatan luar negara. Dasar anak tempatan tidak mengenang budi!. Ini akan membantutkan pertumbuhan negara. Dan apa yang ditakuti akan tetap terjadi. Malahan lebih buruk lagi.

Jadi, artikel ini bukan hendak menakutkan anda rakyat Malaysia tentang apa yang ada pada masa hadapan untuk kita. Artikel ini meminta kita memandang secara rasional dan siap siaga menantikan masa itu. Kerana krisis ini sudah sampai ke tanggan ekonomi negara kita. Dan ia akan jadi panas sedikit masa lagi. Pada masa itu, dimana anda?

www.rencahmalaysia.blogspot.com
...............

In 2009 we’re going to see the worst economic collapse ever, the ‘Greatest Depression’, says Gerald Celente, U.S. trend forecaster. He believes it’s going to be very violent in the U.S., including there being a tax revolt.

RT: The fragile U.S. economy has been met with bank bailouts and stimulus plans. So what’s to come in 2009? Joining me now to answer that question is Gerald Celente, founder and director of the Trends Research Institute. Thank you for joining me.

Gerald Celente: My pleasure.

RT: How would you define the economic trend that you have forecasted for 2009?

G.C.: We’re going to see the economic collapse the likes of which the world has never seen before. It’s not only in the United States; it’s going global. At the end of 2008 we saw Christmas retail sales: women’s apparel down 23%; home furnishings and electronics off 27%; luxury items down 35%. These are Depression Era collapses. We saw major bankruptcies, such as retailers Circuit City and Linens and Things. One bankruptcy after another. Then we saw store closings. Starbucks, Home D&D Power and down the line.

The question becomes who is going to take all of the vacant retail space? Who is going to rent it? The answer is - nobody. Now we look at the financial collapse in 2008, we saw the Merrill Lynch mob go under the bed and the Lehman boys went bankrupt. You saw bond companies, brokerage firms, and banks go belly up. Who is going to rent all the vacant commercial business space that they used to occupy? The answer is - nobody. The commercial real estate collapse that’s going to happen in 2009 is going to dwarf the residential real estate collapse.

RT: You use the Great Depression as an analogy, as a comparison. During the Great Depression unemployment was 25%. Now it has increased, it’s I think over 7.2. Is that number going to get much, much bigger?

G.C.: We have to look at the real number. There are two sets of books that the government keeps. When they measure up unemployment they don’t add in the people who are no longer looking for jobs because they have become discouraged since they cannot find employment after looking so long. And they don’t include part-time workers. When you put that number into it, the number is 13.7%. And that’s a government number. And this is just beginning. And again, current events form future trends.

What did we see? We saw in one day some 61,000 jobs evaporate off the map. You’re going to see Great Depression numbers. Because, as I mentioned, with this commercial real estate collapse, all of these retail stores closing, like Starbucks and Macy’s, you go down the line. You look not only at people who work for these places that no longer have jobs, but how about all the supportive industries - the advertising, the manufacturers, the products. They’re going to be laying off people as well. We’re going to see Great Depression numbers. In that effect, this is going to be worse than the Great Depression.

RT: What are we going to see happening to the society, to people’s day-to-day lives in terms of how they treat one another, how they behave, crime?

G.C.: When I say it’s going to be worse than the Great Depression, we call it the Greatest Depression. By the way, to be using 1930s models to get the U.S. out of this is really stupid. Back then when we first crashed most people didn’t have homes. There was no such thing as home equity loan. And back then, people didn’t have credit cards. The consumer wasn’t 14 trillion dollars in debt. We had a manufacturing base that built the world out of the Great Depression following World War Two. We no longer have that.

Now people are at the edge. They’re stressed out. Look, the Americans are the most depressed nation on the world already. They take more antidepressant drugs than anybody, plus the other kinds of drugs that they are taking. You’re going to see crime levels in America that are going to rival the third world. Welcome Mexico City. You’re going to start seeing people being kidnapped in this country like they do in other underdeveloped nations. So it’s going to be very violent in America.

RT: You’re not exaggerating?

G.C.: I’m not exaggerating, the facts are there. I have a saying: when people lose everything and they have nothing to lose, they lose it. You’re going to see people saying, off with their heads. There’s going to be another revolution in this country.

RT: When will this revolution that you have forecasted in your Trends journal happen and what will ignite it?

G.C.: It’s going to be a tax revolt. We’re going to start seeing a tax revolt in the United States. People are one job away from losing everything. We’re seeing more and more closures, people are being laid off. People are stretched to the limits. And what do they do in New York State? Some130 new taxes are being proposed, they’re raising sales taxes. There’s going to be a tax revolt in this country from property taxes first and school taxes second. That’s what we’re going to see start to happen.

RT: Do you feel people are not hopeful that Obama will make a difference?

G.C.: People are hopeful, they are desperate and they are fearful. And they’ll hang on to anything. Let’s look at the facts. A man of change, who did he bring into Washington? You know they say by their deeds you shall know them. Let’s look at his Treasury Secretary, Timothy Geithner, former Robert Rubin from the Clinton administration, the former president of the New York Federal Reserve Bank. Change? How about Larry Summers, the former Clinton Secretary of Treasury? I mean, I’ve been around a long time. I never remember a newly elected president bringing in basically the national security team from the last administration who happen to be from another party.

RT: Do you not think Obama’s different in any way?

G.C.: By their deeds you shall know them! If I bring in a baseball hitter that strikes out every time and I want him to play in the World Series is he going to hit the ball over the fence? They brought in Larry Summers, Timothy Geithner. Look at the crew. Look who they are. They’re strike out artists, every one of them. The only thing that they know how to do is not to get their finger nails dirty.

RT: There was a sentence in your report, the Trends Journal, that really caught my attention. You wrote: ‘On 9/11, those who listened to the authorities and returned to their offices went down with the towers.’ So are you saying that Americans should not be listening to the officials who are saying the Stimulus Plans are going to make everything better? Is that the analogy?

G.C.: Read my lips. No new taxes. I didn’t have sex with that woman, Monica Lewinski. I smoked but I didn’t inhale. Saddam Hussein has weapons of mass destruction and ties to Al-Qaeda. Why would anybody believe these people?

RT: So what are Americans supposed to do if they’re not supposed to trust their leaders?

G.C.: Personally, I buy gold. And I’ve been talking about gold since the Trends Journal 2001. We peg the bottom and we said it would start going up at 275. Number two, you don’t spend a dime you don’t need to spend.

RT: What would be the good jobs to benefit from in this year?

G.C.: Anything having to do with health. Anything. It’s going to be a growth industry. And fortunately a lot of them are going to pay a lot of money in that field because a lot of that is going to be care for the elderly. And the other thing really is anything having to do with conservation engineers, anything that’s going to prove technologically sound and smart to save money and to make money.

RT: What about geopolitics, what trends are we going to see in terms of the relationships between the United States and the rest of the world?

G.C.: Well the rest of the world is very hopeful, using the word ‘hope’, with the Obama administration. And again, we’re going to have to see what transpires, but so far, and again, by their deeds you shall know them.

Obama, when he first started to run, he was going to be out of Iraq. As soon as he became president he was going to start bringing soldiers home. Now they won’t be out for 16 months and now their reports say they’re going to bring upwards of 40,000 more troops to Afghanistan. He was also talking about preventive strikes in Pakistan. So it really doesn’t look like it’s going to be much of a smoothing of geopolitical relations.

The one factor we’re looking at, at a time that could only be the worst time for it to happen, is what’s going on in the Middle East, in the Israel-Gaza war. Israel, as they said, they were trying to do as the reports have come out, if they attack Iran at any level, it will begin World War Three. Because if this war spreads beyond Gaza, it’s going to inflame the Middle East. It can cause an oil crisis as we saw in 1973, that’s what ended the Arab-Israeli war when they embargoed oil going into the U.S. That’s our major concern. We’re also seeing, and we’re going to wonder, if Obama continues with putting the so-called missile defense shield in Poland and in Czech Republic in Eastern Europe and if they keep pushing more and more into Georgia. If that keeps happening we’re going to see a re-ignition of the Cold War.

RT: You have been trend casting since 1980, more than two decades. How do you compile your information and why do you believe you’ve been so spot-on most of the time?

G.C.: Current events form future trends. You can see what’s going on. A great scholar said, “In today already walks tomorrow.” So we say current events form future trends. But when people look at the trends, they colour them or shade them with their own ideology, their own beliefs. It’s what they want, what they hope for, what they wish for.

I’m a political atheist. I look at things for the way they are, not the way I want them to be. I don’t colour them or try to change them because of an ideology. The other major factor that we do differently at Trends Research Institute than anywhere else is we look at over 300 different categories on a global basis. So we’re looking at economics, we’re looking at politics, we’re looking at changes in the family, we’re looking at geopolitics. We’re making connections between different fields continually.

RT: How can America get out of the situation?

G.C.: All you have to do is to look back to the 1990s when America entered into a recession. We had 7.2 unemployment rate in 1993. What got the U.S. out of the 1990s recession was something called the ‘internet revolution’ that had a productive capacity. Products were invented, designed, manufactured, marketed and serviced. So you’re asking about new jobs, ask about alternative energies. Anything that’s going to advance the U.S. into the 21st century in an intelligent way. That’s where the job opportunities are going to be.

RT: Gerald Celente, founder of the Trends Research Institute, thank you very much for taking time to speak with us.

G.C.: My pleasure.

http://www.thetruthseeker.co.uk/article.asp?ID=10179

Feb 17, 2009

Elizabeth Wong Adun Bukit Lanjan Letak Jawatan?

Isu elizabeth ini bukan hanya merupakan masalah politik tetapi juga krisis moraliti ahli YB Malaysia, keselamatan maklumat dan juga isu etika hidup YB Malasyia

Moraliti
Selepas isu Datuk Chua Soi Lek, VIP yang memegang punggung seorang pelayan di sebuah hotel dan kes Datuk Seri Anwar Ibrahim timbul pula isu Elizibeth Wong ini pula. Ada yang berkata ini mainan politik UMNO/BN yang cuba mencari isu untuk PRK bukit Segantang dan Bukit Selambau. Kalau betul nampak gayanya isu ini sangat berkesan.

Isu moraliti YB adalah lebih menarik dari isu lompat parti. Isu moraliti ini terutama yang membabitkan kaum hawa sangat menarik kerana ia membabitkan hawa nafsu. lust. desire. Ini memberikan satu impak yang lebih besar dari lompat parti.

Bayangkan seorang YB yang belum berkahwin, wanita, membawa lelaki datang kerumah. Tapi ia tak mengapa kerana dia belum berkahwin? adakah itu benar?. Membawa lelaki itu adalah lumrah bagi mereka yang belum berkahwin? mengapa tidak berkahwin? mengapa perlu terus sendirian? tidak kah YB mengiktiraf perkahwinan itu sebagai asas masyarakat? adakah ini bermakna bahawa perkahwinan itu tidak perlu dan seks bebas adalah norma kehidupan sekarang? Adakah begitu murah harga diri seorang YB sehingga boleh dilakkukan sebegitu? ini merupakan persoalan-persoalan yang perlu ditanya kepada seseorang YB.

Moraliti sebagai Yang Berhormat perlu dijaga. YB disanjugi kerana ketokohan beliau dalam memperjuangkan hak dan asas masyarakat. Itu intipati masyarakat Malaysia tidak kira bangsa apa pun dia. Sekiranya asas ini tidak lagi dipegang Yang Berhormat tadi akan hilang hormatnya.

jadi, apakah tindakan beliau itu tepat sebagai seorang YB? bersekedudukan dengan seorang yang bukan suami apatah lagi beliau adalah YB. .

Keselamatan Maklumat
Isu ini juga berkait rapat dengan keselamatan maklumat. Yakni dari segi penyimpanan hal-hal rahsia peribadi, rahsia negeri dan juga ugutan.

Bayangkan dengan beberapa ketika sahaja foto-foto yang amat menghancurkan telah disebarkan kedalam internet untuk tatapan berjuta manusia. Mana keselataman foto-foto peribadi tersebut?

Ini juga berkait rapat dengan hal keselamatan dan kebocoran rahsia negeri dan juga ugutan. Cuba bayangkan, foto-foto yang amat menghancurkan (incriminating) tersebut dijadikan alat ugutan untuk maklumat rahsia negara/negeri. Adakah ini tidak diambil kira?

Etika Hidup
Sudah sampai waktunya YB-YB ini mementingkan etika hidup yang bersandarkan kepada norma masyarakat asia. Kehidupan yang berteraskan nafsu dan kehendak akan membawa kepada hancurnya etika hidup dan membawa kepada isu seperti ini dan juga isu lompat parti. Jadi, apa pegangan YB-YB sekalian?


Kepada YB-YB yang diluar sana, ingatlah bahawa perbuatan anda, 10 tahun lepas pun akan dikorek untuk menjatuhkan anda. Jadi sebelum anda menawarkan diri menjadi YB, fikirkan, apakah anda layak untuk jadi YB?



....................................................
Elizabeth letak jawatan ADUN, Exco

MB Selangor dijadual buat kenyataan rasmi waktu terdekat
Oleh G. MANIMARAN

[DIKEMAS KINI, 12.50 TENGAH HARI] PETALING JAYA: Selepas dua hari didedahkan penyebaran gambar dan video separuh bogel, Elizabeth Wong hari ini mengumumkan keputusannya untuk meletakkan jawatan Exco Kerajaan Negeri dan ADUN Bukit Lanjan.
Keputusan itu dijangka membuka laluan kepada pilihan raya kecil ketiga tahun ini selepas Bukit Gantang di Perak dan Bukit Selambau di Kedah.

Wong mengumumkan pendiriannya itu pada sidang media pukul 11.40 pagi tadi di Ibu Pejabat PKR di sini.

"Saya menerima sokongan padu daripada keluarga, pemilih kawasan saya, rakan-rakan dalam Pakatan Rakyat, sahabat dan masyarakat umum.

"Bagaimanapun, demi kepentingan parti, saya telah memutuskan untuk menawarkan peletakan jawatan sebagai Exco Kerajaan Negeri Selangor dan juga ADUN Bukit Lanjan," katanya dengan nada sebak manakala penyokong-penyokongnya pula mendesak beliau menarik balik keputusannya.

"Saya akan berbincang dengan Menteri Besar (Tan Sri Khalid Ibrahim) untuk mengaturkan penyerahaan tanggungjawab saya dengan baik.

"Saya akan terus berkhidmat untuk rakyat dan berjuang untuk keadilan di Malaysia," kata Pengerusi Jawatankuasa Pelancongan, Hal Ehwal Pengguna dan Alam Sekitar Selangor.
Khalid yang juga Pengerusi PKR Selangor dijadual membuat kenyataan rasmi mengenainya dalam beberapa jam lagi.

Wong, berusia 37 tahun dan masih bujang, yang memasuki dewan utama Ibu Pejabat PKR dengan ceria kelihatan sebak ketika membacakan kenyataannya.

Beberapa penyokong beliau membawa sepanduk dan poster menyatakan sokongan moral kepada beliau sambil berulang kali menggesa Wong tidak meletakkan jawatan.

Naib Presiden PKR, R. Sivarasa pula berkata, pihaknya menerima keputusan Wong dengan berat hati tetapi bersedia untuk menghadapi pilihan raya kecil jika diadakan.

"Kami bersedia menghadapi pilihan raya kecil di Perak, di Kedah dan juga di sini di Selangor," kata beliau yang turut hadir pada sedia media itu.

Bagaimanapun Wong yang hanya membacakaan kenyataan satu halaman tidak mengambil sebarang soalan daripada wartawan.

BERITA TERDAHULU

Gambar separuh bogel: Elizabeth letak jawatan?

Terdahulu, pemimpin-pemimpin Parti Keadilan Rakyat (PKR) mengadakan dua pertemuan penting - peringkat negeri dan pusat malam tadi - bagi membincangkan nasib Ahli Dewan Undangan Negeri Bukit Lanjan, Elizabeth Wong yang menjadi mangsa skandal pengedaran gambar bogel.

Satu mesyuarat diadakan di kediaman rasmi Menteri Besar Selangor, Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim di Shah Alam, dihadiri wakil-wakil rakyat negeri itu manakala pertemuan susulan dipengerusikan oleh Penasihat PKR, Datuk Seri Anwar Ibrahim di ibu negara.

Kenyataan berupa "memikul tanggungjawab" akan dikeluarkan oleh PKR hari ini.
Difahamkan Wong juga hadir dalam pertemuan dengan Anwar dan menjelaskan isu berkenaan.
SMS yang diterima awal pagi ini memaklumkan Wong akan mengadakan sidang media khas di Ibu Pejabat PKR pukul 11 pagi ini.

Susulan kedua-dua pertemuan tersebut, mStar Online difahamkan Wong, yang juga Exco Kerajaan Negeri Selangor diberikan opsyen untuk dipertimbangkan termasuk melepaskan kedudukannya itu.

"Mesyuarat mengambil kira bahawa isu tersebut merupakan soal peribadi beliau, tetapi kini ia menjadi isu umum.

"Oleh itu, dan memandangkan beliau mengakui gambar-gambar itu adalah diri beliau, maka pemimpin PKR merasakan beliau wajar mengambil tanggungjawab dari sudut moral.
"Justeru, kepimpinan PKR dijangka akan mengeluarkan kenyataan 'bertanggungjawab' esok (hari ini)," kata sumber itu kepada mStar Online tengah malam tadi.

Pertemuan kedua dipercayai berlarutan hingga awal pagi ini.

Dalam kenyataan satu muka dikeluarkan petang semalam, Wong berkata: "Saya mangsa dalam kejadian ini."

Wakil rakyat penggal pertama itu berkata, di sebalik 'krisis ini' beliau akan terus berkhidmat untuk rakyat negeri Selangor.

Kata Wong, penyebaran dan penerbitan foto atau video yang dimaksudkan itu merupakan "serangan dengki" ke atas personaliti beliau.

Jika melepaskan jawatan beliau tidak boleh bertanding lagi selama lima tahun.
Walaupun menerima tekanan daripada BN agar meletakkan jawatan, Wong juga menerima sokongan agar kekal sebagai ADUN dan Exco.

Bekas MB Selangor mahu Elizabeth letak jawatan
Gambar bogel: PKR tidak kompromi ambil tindakan disiplin

Malah petang semalam, Khalid yang juga Pengerusi PKR Selangor memberitahu bahawa beliau yakin bahawa Wong dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai Exco dengan cekap dan berkesan.

Terdahulu Naib Presiden PKR, Azmin Ali berkata, partinya tidak mahu berkompromi dalam soal mengambil tindakan disiplin berhubung isu tersebut.

"Bagaimanapun kami tidak mahu membuat sebarang spekulasi," kata beliau.
Azmin yang juga Ahli Parlimen Gombak berkata, beliau telah mengadakan perbincangan dengan Khalid dan Anwar.

"Kedua-dua mereka bersetuju bahawa kami tidak wajar berkompromi berhubung soal mengenakan tindakan disiplin.

"Kami serahkan kepada Menteri Besar untuk memutuskan jika beliau bersalah atau tidak memandangkan beliau merupakan ketua kerajaan negeri," katanya.
Bagaimanapun Azmin menambah, parti itu akan menunggu penjelasan Wong kepada Khalid yang juga Menteri Besar.

"Kami tidak mahu tahu sama ada ia gambar lama atau gambar baru. Beliau mesti menjelaskan kepada kami dan jika benar beliau bertindak sedemikian atau terlibat dalam perakaman gambar sedemikian, kami tidak akan teragak-agak untuk mengambil tindakan," katanya.
MB Selangor: Semua pihak harus hormati Elizabeth

SHAH ALAM: Menteri Besar Selangor, Tan Sri Abdul Khalid Ibrahim yakin Ahli Dewan Undangan Negeri kawasan Bukit Lanjan Elizabeth Wong yang menjadi mangsa dalam skandal pengedaran gambar bogel dapat menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai Exco dengan cekap dan berkesan.

"Sebagai manusia, YB Elizabeth mempunyai hak untuk menjalani kehidupan persendiriannya dan semua pihak harus menghormatinya.

"Sehubungan itu, ahli mesyuarat kerajaan negeri dan saya akan memberikan sokongan kepada beliau bagi menghadapi saat yang mencabar ini," katanya dalam kenyataan di sini hari ini mengenai penyiaran gambar bogel Wong di Internet yang didakwa dilakukan dalang yang ingin membunuh kerjaya politiknya.

Abdul Khalid berkata, Wong yang merupakan pengerusi Jawatankuasa Tetap Pelancongan, Hal Ehwal Pengguna dan Alam Sekitar Negeri, telah memberi penjelasan kepada beliau mengenai perkara itu.

Oleh itu, beliau berharap orang awam tidak membuat kesimpulan atau keputusan sendiri berhubung isu itu sebelum pihak polis mengeluarkan hasil siasatan terhadap laporan yang dibuat oleh Wong.

Dalam pada itu, polis masih belum mengenal pasti dalang di sebalik pengedaran gambar bogel Wong.

Ketua Polis Daerah Petaling Jaya, ACP Arjunaidi Mohamed berkata, polis bagaimanapun akan merekodkan kenyataan daripada wartawan, yang memaklumkan kepada wakil rakyat itu mengenai pengedaran gambar bogel ahli politik berumur 37 tahun itu.
"Kami juga akan memanggil seorang wartawan, yang memaklumkan mengenai pengedaran gambar bogel itu kepada wakil rakyat Bukit Lanjan itu. Jadi saya harap semua pihak bersabar sehingga kami menyelesaikan siasatan kami," katanya.

Arjunaidi berkata polis masih belum menerima gambar bogel itu dan masih terlalu awal untuk mengesahkan imej siapa yang sebenarnya dalam gambar itu.

Beliau mengesahkan Wong telah membuat laporan polis di Balai Polis Damansara di Petaling Jaya kirakira 11.05 malam kelmarin selepas wartawan itu memaklumkan kepadanya mengenai pengedaran gambar berkenaan.

"Bagaimanapun laporan itu tidak lengkap kerana beliau hanya dimaklumkan oleh pihak ketiga (wartawan) mengenai pengedaran gambar bogel itu. Beliau (Wong) memberitahu polis gambar itu diambil semasa beliau sedang tidur.

"Saya ingin menasihatkan mereka yang menyimpan gambar bogel Wong supaya menyerahkannya kepada polis dan membantu penyiasatan kami," katanya dan menurutnya polis akan menyiasat kes itu mengikut Seksyen 292 Kanun Keseksaan kerana memiliki gambar pornografi.

Sementara itu, Wong berkata pengedaran gambar itu bertujuan berniat jahat.
Dalam satu kenyataan hari ini, katanya, pengedaran gambar bogelnya itu bertujuan mencemarkan maruahnya dan pencerobohan kehidupan peribadinya.

"Ia dilakukan orang tidak bertanggungjawab untuk mengaibkan dan menjatuhkan maruah saya.
"Ia sama seperti menceroboh kesucian hidup peribadi saya.

"Saya adalah mangsa dalam kejadian ini dan semalam saya telah membuat laporan polis berhubung perkara itu dan akan memberikan kerjasama penuh kepada polis dalam siasatan mereka," katanya dan menegaskan beliau tidak akan membuat spekulasi secara terbuka mengenai siapa yang bertanggungjawab menceroboh kehidupan peribadinya itu.

Ahli politik pembangkang itu yang merupakan Pengerusi Jawatankuasa Pelancongan, Hal Ehwal Pengguna dan Alam Sekitar Selangor berkata, anggota keluarga, kawan dan penyokongnya memberikan sokongan padu kepadanya.

"Saya ingin merayu kepada media supaya memberikan ruang kepada saya dan keluarga saya untuk berdepan dengan cabaran ini.

"Bagaimanapun saya akan terus memberikan khidmat kepada rakyat Selangor," katanya.BERNAMA

dipetik dari www.mstar.com.my
www.rencahmalaysia.blogspot.com

Feb 16, 2009

Apabila Tarikh PRK jadi isu: siapa yang untung?

Apabila dibaca kenyataan yang banyak dikeluarkan dari mulut pelbagai pihak akan tarikh PRK kecil untuk BUkit Selambau dan Parlimen bukit gantang timbul bermacam isu yang menarik.

Antara isunya ialah UMNO mempengaruhi pemilihan tarikh tersebut kerana UMNO ada masalah calon. UMNO menafikan hal tersebut

Membaca kenyataan terbaru dari PKR, ternyata PKR juga ada masalah yang itu. PKR baling batu sembunyi tangan dan sengaja menunding jari kepada orang lain atas masalah mereka dengan harapan orang lain tidak akan perasan masalah mereka.

lihat berita dibawah dan pastinya kita akan tahu bahawa PKR mempunyai ramai calon yang menawarkan diri untuk merebut kerusi itu yang pastinya akan menjanjikan habuan sebagai exco. LUmayan sungguh kalau menang. Memang berbaloi mencalonkan diri sendiri untuk jadi YB.

Tambah kusut lagi, dalam PKR sendiri sudah ada calon melayu dan india yang menanti. Siapa yang akan terpilih? pastinya calon bebas PAS ini akan bertanding sekiranya calon luar dari PKR yang diletakkan disini. Natijahnya adalah pecahan undi. Tapi bukan itu akibat utama andaikata perkara ini terjadi tetapi, bukti kekukuhan PR juga akan teruji. Apakah akan ada satu kumpulan - kumpulan kecil dalam PR yang menentang kekukuhan PR? sama-sama kita nantikan.

Semetelahan itu bagi pihak UMNO, tidak ada apa-apa yang menanti. Malahan mungkin dikacau gugat pula nanti. Apa yang sekarang ini terpalit pada UMNO atas tuduhan pemimpin gila pangkat dan harta kini terpamir pula kepada wajah PKR. Kerakusan mereka dalam mencari pangkat didorong rasa bahawa kerajaan ini boleh bagi duit.

Akhirnya, tarikh yang diwar-warkan sebagai tidak betul kini menjadi aset pula kepada PR terutama PKR dalam mencari dan menemukan calon yang diterima ramai. Andaikata silap percaturan akan hilang kedua-dua bukit ini dari pandangan PR.

salam.

Tanding di Bukit Selambau: Ahli Kelab Penyokong PAS ubah fikiran

PETALING JAYA: Tidak sampai 48 jam selepas mengumumkan hasrat mahu tanding kerusi Dewan Undangan Negeri (DUN) Bukit Selambau di Kedah, M. Kanapathy memutuskan untuk mengubah fikirannya.

Kanapathy, seorang ahli Kelab Penyokong PAS berkata, beliau memutuskan untuk menarik diri daripada bertanding selepas salah seorang calon yang disenaraipendekkan oleh Parti Keadilan Rakyat - komponen Pakatan Rakyat, akan menurunkan seorang peguam terkemuka bertanding di kawasan tersebut.

"Jika PKR memilih calon tempatan yang boleh diterima oleh pengundi kawasan ini, maka saya tidak perlu bertanding sebagai calon Bebas.

"Tetapi jika PKR mencalonkan calon luar atau seseorang yang tidak boleh diterima penduduk tempatan, saya akan mengubah fikiran dan akan bertanding," kata ahli perniagaan berusia 49 tahun di sini.

Bukit Selambau dilihat sebagai kerusi panas kerana sesiapa sahaja yang menang - sama ada sebagai calon PKR ataupun Bebas - kemungkinan besar akan dilantik sebagai Exco Kerajaan Negeri.

Dalam pada itu, Ketua PKR Merbok, Datuk Rashid Din pula berkata, beberapa ahlinya telah menyatakan hasrat untuk bertanding di kawasan berkenaan.

"Saya mempunyai senarai lima nama. Pengerusi PKR negeri (Ahmad Kasim) dan beberapa pemimpin lain juga mempunyai senarai mereka.

"Kita serahkan kepada pemimpin PKR untuk memutuskan," katanya.

Rashid memberitahu, oleh kerana penamaan calon hanya akan berlangsung pada 29 Mac, pemimpin Pakatan Rakyat mempunyai masa yang cukup untuk membuat persiapan.
Kerusi itu kosong berikutan wakil Parti Keadilan Rakyat (PKR) V. Arumugam, 54, melepaskan jawatan pada 8 Februari lalu.

Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) menetapkan hari penamaan calon pada 29 Mac dan jika ada pertandingan, pengundian pada 7 April.

dipetik dari www.mstar.com.my

Mac tidak sesuai pilihan raya kecil diadakan

Wan Ahmad: Tidak betul tarikh penamaan calon, undi memihak BN
Oleh G. MANIMARAN

PETALING JAYA: Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) menafikan jurang tempoh hampir dua bulan berlangsungnya pilihan raya kecil Bukit Gantang dan Bukit Selambau dipengaruhi ataupun kerana tekanan Umno dan Barisan Nasional (BN).

Sebaliknya, SPR menjelaskan, bulan Mac tidak sesuai untuk diadakan kedua-dua pilihan raya kecil berkenaan disebabkan pelbagai faktor termasuk keperluan suruhanjaya itu sendiri membuat persediaan.

Sambil mengakui ini kali pertama sesuatu pilihan raya kecil diadakan dalam tempoh agak lama, hampir dua bulan sejak wujudnya kekosongan, Timbalan Pengerusi SPR, Datuk Wan Ahmad Wan Omar berkata, hari pengundian 7 April merupakan masa yang sesuai dan selesa bagi semua pihak.

"Kita ada 60 hari (untuk mengadakan pilihan raya kecil), mengapa tidak menggunakan dengan baik 60 hari dan membolehkan semua orang gembira dan selesa membuat persiapan menghadapi pilihan raya kecil.

"Bulan Mac sebenarnya tidak sesuai kerana faktor keselamatan dan ketegangan serta banyak aktiviti dijalankan bulan depan," katanya beliau kepada mStar Onlinelewat malam tadi.
Mesyuarat penggal kedua Parlimen ke-12 bermula esok.

SPR memutuskan tarikh pilihan raya kedua-dua kerusi berkenaan Jumaat lalu.
Kedua-dua pilihan raya kecil berkenaan akan diadakan serentak pada 7 April dengan hari penamaan adalah 29 Mac iaitu sehari selepas berakhirnya Perhimpunan Agung Tahunan Umno.
Ketika ditanya sama ada keputusan SPR itu bertujuan memihak kepada Umno dan BN, Wan Ahmad berkata: "Itu tidak betul... ia tidak memberi kelebihan kepada BN, Umno."

"Itu tanggapan tidak betul, bahawa tempoh yang panjang ini memihak kepada BN sahaja, tetapi ia memberi peluang kepada mana-mana parti yang akan bertanding untuk bersedia dan menghadapi pilihan raya (kecil) ini," ujar beliau.

Malah tegas beliau, SPR memutuskan tarikh-tarikh berkenaan bukan kerana adanya tekanan daripada Umno dan BN.

"Faktor untuk mewujudkan keselesaan kepada semua, tidak kira kepada BN dan Umno.
"Semua pihak harus lihat dari sudut positif kerana keputusan SPR memberi kebaikan dan keselesaan kepada semua," katanya.

Beliau mengakui bahawa pihaknya juga mempertimbangkan laporan dalaman bahawa persekitaran semasa di Perak yang agak tegang tidak sesuai untuk mengadakan pilihan raya kecil.

"Suasana di negeri Perak... kita ada maklumat keadaan politik yang tidak stabil dan aktiviti politik yang panas, aktiviti kempen akan meningkat dan boleh mengancam ketenteraman awam kalau betul-betul tidak bersedia," katanya.

Beliau juga mengakui bahawa pihaknya mengambil kira pemilihan dan perhimpunan tahunan Umno hujung bulan depan.

"Kalau orang faham betul-betul... kita hendak semua orang selesa... Umno mengadakan pemilihan parti, jika BN menghadapi dalam keadaan tidak selesa... kita hendak semua parti selesa dan menghadapi pilihan raya dalam keadaan yang tenang," katanya.

Dari segi logistik, jelas Wan Ahmad, pihaknya memerlukan masa untuk melatih pekerja pilihan raya yang 90 peratus terdiri daripada guru.

Katanya, sebahagian besar guru terbabit merupakan mereka yang baru diambil bertugas sempena pilihan raya kecil, pekerja-pekerja berkenaan memerlukan latihan secukupnya.
"Pegawai pilihan raya negeri telah meminta agar diberikan masa yang secukupnya untuk melatih mereka, yang akan melalui dua pusingan latihan iaitu latihan teori dan latihan amal sebab ramai pekerja pilihan raya adalah muka baru.

"Oleh itu, SPR juga mengambil kira aspek ini bagi membolehkan mereka menjalankan tugas dengan baik dan penuh keyakinan," katanya.

Kerusi Parlimen Bukit Gantang melibatkan 650 pekerja manakala kerusi Bukit Selambau pula kira-kira 450 orang.

Dalam komen kepada mStar Online Jumaat lalu, PAS dan Parti Keadilan Rakyat - dua anggota Pakatan Rakyat mendakwa penetapan tarikh pilihan raya kecil kedua-dua kerusi Bukit Gantang dan Bukit Selambau dipengaruhi oleh pemilihan Umno bulan depan dan memberi kelebihan kepada BN.

Ketua Umum Pakatan Rakyat, Datuk Seri Anwar Ibrahim dalam blognya kelmarin mendakwa "kini dengan menganjak tarikh pilihan raya kecil Bukit Gantang dan Bukit Selambau selewat mungkin setelah selesai pemilihan Umno, SPR bertindak keterlaluan menurut telunjuk Datuk Seri Najib (Tun Razak, Timbalan Perdana Menteri)."

Semalam Ketua Pemuda PAS Pusat, Salahuddin Ayub berkata, pihaknya mempertikaikan tarikh itu dengan menganggap ia seolah-olah memberi laluan kepada Perhimpunan Agung Umno yang dijadualkan berlangsung pada 24 hingga 28 Mac.

Bagaimanapun BN menerima baik keputusan SPR mengadakan serentak kedua-dua pilihan raya itu.

Perdana Menteri Datuk Seri Abdullah Ahmad Badawi yang juga Pengerusi BN berkata, BN berkeyakinan untuk memperoleh kemenangan pada kedua-dua pilihan raya kecil itu.
Malah, katanya ia akan memberikan peluang kepada anggota Umno memberikan sepenuh perhatian menghadapi kedua-dua pilihan raya kecil terbabit.

Jumaat lalu, Pengerusi SPR, Tan Sri Abdul Aziz berkata, SPR memutuskan pilihan raya kecil Parlimen Bukit Gantang di Perak dan Dewan Undangan Negeri (DUN) Bukit Selambau di Kedah diadakan serentak bagi mengelakkan tempoh berkempen terlalu panjang atas faktor keselamatan.

Pengerusi SPR Tan Sri Abdul Aziz Mohd Yusof berkata apabila tempoh berkempen terlalu panjang, pelbagai isu akan ditimbulkan dan keadaan itu boleh mengancam ketenteraman awam dan keselamatan di kawasan terbabit serta keselamatan negara.

dipetik dari www.mstar.com.my

Feb 4, 2009

Kerajaan Kedah mungkin tumbang?

Selepas dikejutkan dengan episod tumbangnya kerajaan PR negeri perak hari ini, satu lagi khabar angin sedang bertiup kencang. Dikabarkan bahawa kerajaan PR negeri kedah dalam keadaan genting. Ada ura-ura bahawa ada ADUN yang akan melompat ke BN dalam 2-3 hari ini.

Dikhabarkan juga bahawa, esok (5.2.2009) menteri besar kedah akan membuat satu perjumpaan tergempar.

adakah benar cerita ini? hanya masa yang akan menentukan.

Kerajaan perak sudah tumbang! 2: Pilihan raya Negeri

MB Perak umum bubar DUN serta-merta
04/02/2009 4:00pm

IPOH 4 Feb. - Menteri Besar Perak, Datuk Seri Mohammad Nizar Jamaluddin hari ini mengambil tindakan drastik dan luar biasa apabila mengumumkan pembubaran Dewan Undangan Negeri (DUN) serta-merta.

Beliau berkata dalam satu sidang akhbar di Ipoh hari ini bahawa beliau akan menghadap Sultan Perak Sultan Azlan Shah petang ini untuk mendapatkan perkenan baginda. - Bernama

............
akhirnya konflik ini akan diakhiri dengan Pilihan raya negeri .
namun begitu, adakah perlu diadakan pilihanraya negeri?
adakah nanti, Bn dengan 4 ADUN baru boleh mengadap sultan meminta sultan tidak memberikan perkenan untuk election negeri ini?

saksikan nanti drama ini?

Kerajaan perak sudah tumbang!

Tiga ADUN masuk BN, Perak tumbang?

Oleh G. MANIMARAN

[DIKEMAS KINI] PETALING JAYA: Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN) Bota, Datuk Nasarudin Hashim hari ini mengumumkan kembali menyertai Barisan Nasional (BN).
Manakala dua lagi, iaitu ADUN bagi kawasan Behrang dan Changkat Jering, Jamaluddin Mohd Radzi dan Mohd Osman Mohd Jailu turut mengambil keputusan menyertai BN.
"Saya dalam perjalanan ke Putrajaya, tunggu pengumuman dalam masa terdekat," kata Jamaluddin.

Dalam pada itu, ketika ini juga Menteri Besar Perak, Datuk Seri Ir. Mohammad Nizar Jamaluddin sedang menuju ke Istana Kinta bagi mengadap Sultan Perak, Sultan Azlan Shah.
Sementara itu, selepas kira-kira tiga jam Menteri Besar Perak, Datuk Seri Ir. Mohammad Nizar Jamaluddin menangguhkan sidang media di pejabatnya tengah hari tadi, Timbalan Perdana Menteri, Datuk Seri Mohd Najib Tun Razak akan mengadakan sidang media petang ini.
Pada sidang media berkenaan, Najib dipercayai akan membuat kenyataan berhubung keadaan politik di Perak.

Nizar turut dijadualkan mengadakan sidang media pada petang ini dipercayai akan mengumumkan perkenan Sultan Perak bagi membolehkan pilihan raya tergempar diadakan.
Perkara tersebut dimaklumkan Setiausaha Sulit Menteri Besar, Wan Ahmad Junaidi kepada wartawan yang menunggu di pejabat Menteri Besar selama sejam.

www.rencahmalaysia.blogspot.com

Keputusan penuh PRU 12 dan analisis undi di Negeri Perak

KEPUTUSAN PRU12 (2008) NEGERI PERAK
N1 : Pengkalan Hulu - BN - majoriti 4645
N2 : Temengor - BN - majoriti 4617
N3 : Kenering - BN - majoriti 2798
N4 : Kota Tampan - BN - majoriti 2335
N5 : Selama - BN - majoriti 355
N6 : Kubu Gajah - BN - majoriti 66
N7 : Batu Kurau - BN - majoriti 2439
N8 : Titi Serong - PAS - majoriti 1149
N9 : Kuala Kurau - PKR - majoriti 467
N10 : Alor Pongsu - BN - majoriti 95
N11 : Gunong Semanggol - PAS - majoriti 2070
N12 : Selinsing - PAS - majoriti 547
N13 : Kuala Sepetang - PKR - majoriti 564
N14 : Changkat Jering - PKR - majoriti 1102
N15 : Trong - BN - majoriti 916
N16 : Kamunting - BN - majoriti 555
N17 : Pokok Assam - DAP - majoriti 865
N18 : Aulong - DAP - majoriti 2808
N19 : Chenderoh - BN - majoriti 1039
N20 : Lubok Merbau - PAS - majoriti 72
N21 : Lintang - BN - majoriti 1376
N22 : Jalong - DAP - majoriti 5516
N23 : Manjoi - BN - majoriti 348
N24 : Hulu Kinta - BN - majoriti 5232
N25 : Canning - DAP - majoriti 5666
N26 : Tebing Tinggi - DAP - majoriti 2515
N27 : Pasir Pinji - DAP - majoriti 6339
N28 : Bercham - DAP - majoriti 6012
N29 : Kepayang - DAP - majoriti 490
N30 : Buntong - DAP - majoriti 5315
N31 : Jelapang - DAP - majoriti 6707
N32 : Menglembu - DAP - majoriti 6523
N33 : Tronoh - DAP - majoriti 2571
N34 : Bukit Chandan - BN - majoriti 1694
N35 : Manong - BN - majoriti 749
N36 : Pengkalan Baharu - BN - majoriti 14
N37 : Pantai Remis - DAP - majoriti 5076
N38 : Belanja - BN - majoriti 2310
N39 : Bota - BN - majoriti 2068
N40 : Malim Nawar - DAP - majoriti 1362
N41 : Keranji - DAP - majoriti 4435
N42 : Tualang Sekah - BN - majoriti 1569
N43 : Sungai Rapat - BN - majoriti 636
N44 : Simpang Pulai - PKR - majoriti 3386
N45 : Teja - PKR - majoriti 175
N46 : Chenderiang - BN - majoriti 3392
N47 : Ayer Kuning - BN - majoriti 3252
N48 : Sungai Manik - BN - majoriti 1374
N49 : Kampong Gajah - BN - majoriti 1416
N50 : Sitiawan - DAP - majoriti 8529
N51 : Pasir Panjang - PAS - majoriti 4474
N52 : Pangkor - BN - majoriti 5785
N53 : Rungkup - BN - majoriti 454
N54 : Hutan Melintang - PKR - majoriti 1721
N55 : Pasir Bedamar - DAP - majoriti 7914
N56 : Changkat Jong - PAS - majoriti 899
N57 : Sungkai - DAP - majoriti 1454
N58 : Slim - BN - majoriti 3526
N59 : Behrang - PKR - majoriti 1027

BN MENANG - MAJORITI BAWAH 1000
Selama - 355 - lawan PAS
Kubu Gajah - 66 - lawan PAS
Alor Pongsu - 95 - lawan PKR
Trong - 916 - lawan PAS
Kamunting - 555 - lawan PAS
Manjoi - 348 - lawan PAS
Manong - 749 - lawan PAS
Pengkalan Baharu - 14 - lawan PAS
Sungai Rapat - 636 - lawan PAS
Rungkup - 454 - lawan PAS

PR MENANG - MAJORITI BAWAH 1000
Kuala Kurau - 467 - diwakili PKR
Kuala Sepetang - 564 - diwakili
PKRPokok Assam - 865 - diwakili DAP
Lubok Merbau - 72 - diwakili PAS
Teja - 175 - diwakili PKR
Changkat Jong - 899 - diwakili PAS

www.rencahmalaysia.blogspot.com

ADUN/MP boleh lompat parti: surat itu tidak sah!

Reps can defect and keep seats

PETALING JAYA: There are established laws in the country to allow state assemblymen to defect without losing their seats, say legal experts.

Constitutional lawyer Tommy Thomas said the Dewan Undangan Negeri Kelantan v. Nordin Salleh case in 1992 showed that a Member of Parliament or state assemblyman could not be penalised by forfeiting his seat if he crossed over to another political party.

“It follows that a by-election is not required in law if such a crossover takes place,” he said in a statement yesterday. Thomas said the court had also ruled that it went against Article 10 (1) (c) of the Federal Constitution which guaranteed freedom of association.

He was asked to comment on the legality of the position of the two assemblymen who claimed that they still had the right to their seats despite leaving the Pakatan Rakyat front.
Yesterday, Election Commission chairman Tan Sri Abdul Aziz Mohd Yusuf decided that the Changkat Jering and Behrang seats were not vacant and were still held by Mohd Osman Mohd Jailu and Jamaluddin Mohd Radzi respectively despite the Perak Speaker’s decision on Sunday that it was vacant.

The Speaker, who received undated resignation letters signed by the two assemblyman, had notified the EC on Monday that the two seats were vacant and that by-elections should be held.
The two, however, reiterated that they had not resigned and claimed they were forced to sign the letters after the March 8 general election.

[The Perak Constitution – Article 31 (5) – states that those who resign as assemblymen or MPs will be barred for a five-year period.]

Veteran lawyer and DAP national chairman Karpal Singh said the commission’s decision to recognise Jamaluddin and Mohd Osman as the assemblymen for Behrang and Changkat Jering respectively was based on a Federal Court case in 1982.
“The legal advisers have likely advised them based on that,” he said.

The Federal Court had ruled in 1982 in the case of Sarawak United People’s Party member Datuk Ong Kee Hui v. the then party president Sinyium anak Mutit that the arrangement of submitting an undated resignation letter to the Speaker was contrary to public policy and therefore void.

Karpal Singh said it would be counter-productive if they were to challenge the EC’s decision in court since there was already a precedent.
“The EC has gone through the legality of the authority and based on this, it is right,” he said.
Law professor Dr Shad Saleem Faruqi, however, said that while the Perak State Assembly Speaker had the right in making the decision, the EC also had a right to interpret the law and follow it.

“If the two assemblymen are unhappy with the Speaker’s decision, they can challenge it in court, likewise those who are unhappy with the EC’s decision,” he said.
Dr Shad said the current situation was not an open and shut one, but that the validity of the two undated resignation letters were definitely in doubt. He said a good option would be to dissolve the State Assembly and let the people decide.

“Another option is for the Perak Government to hold on to its one-seat majority and remain in power like PAS in Kelantan previously.

“However, if Pakatan Rakyat loses its majority, a vote of no-confidence can be called. If this happens, the Mentri Besar will either have to resign or seek a dissolution.”
Dr Shad said if the Sultan accepted a dissolution, then fresh elections could be called.
“However, if the dissolution is not accepted and an alternative government is formed, then the position will remain murky as horse-trading will still continue,” he added.

Constitutional lawyer Malik Imtiaz Sarwar said the EC had no basis to engage in a fact-finding process with regards to the validity of the resignation letters.

dipetik dari www.thestar.com.my
www.rencahmalaysia.blogspot.com

ADUN/MP boleh lompat parti: surat itu tidak sah!

Reps can defect and keep seats

PETALING JAYA: There are established laws in the country to allow state assemblymen to defect without losing their seats, say legal experts.

Constitutional lawyer Tommy Thomas said the Dewan Undangan Negeri Kelantan v. Nordin Salleh case in 1992 showed that a Member of Parliament or state assemblyman could not be penalised by forfeiting his seat if he crossed over to another political party.

“It follows that a by-election is not required in law if such a crossover takes place,” he said in a statement yesterday. Thomas said the court had also ruled that it went against Article 10 (1) (c) of the Federal Constitution which guaranteed freedom of association.

He was asked to comment on the legality of the position of the two assemblymen who claimed that they still had the right to their seats despite leaving the Pakatan Rakyat front.
Yesterday, Election Commission chairman Tan Sri Abdul Aziz Mohd Yusuf decided that the Changkat Jering and Behrang seats were not vacant and were still held by Mohd Osman Mohd Jailu and Jamaluddin Mohd Radzi respectively despite the Perak Speaker’s decision on Sunday that it was vacant.

The Speaker, who received undated resignation letters signed by the two assemblyman, had notified the EC on Monday that the two seats were vacant and that by-elections should be held.
The two, however, reiterated that they had not resigned and claimed they were forced to sign the letters after the March 8 general election.

[The Perak Constitution – Article 31 (5) – states that those who resign as assemblymen or MPs will be barred for a five-year period.]

Veteran lawyer and DAP national chairman Karpal Singh said the commission’s decision to recognise Jamaluddin and Mohd Osman as the assemblymen for Behrang and Changkat Jering respectively was based on a Federal Court case in 1982.

“The legal advisers have likely advised them based on that,” he said.
The Federal Court had ruled in 1982 in the case of Sarawak United People’s Party member Datuk Ong Kee Hui v. the then party president Sinyium anak Mutit that the arrangement of submitting an undated resignation letter to the Speaker was contrary to public policy and therefore void.

Karpal Singh said it would be counter-productive if they were to challenge the EC’s decision in court since there was already a precedent.

“The EC has gone through the legality of the authority and based on this, it is right,” he said.
Law professor Dr Shad Saleem Faruqi, however, said that while the Perak State Assembly Speaker had the right in making the decision, the EC also had a right to interpret the law and follow it.

“If the two assemblymen are unhappy with the Speaker’s decision, they can challenge it in court, likewise those who are unhappy with the EC’s decision,” he said.

Dr Shad said the current situation was not an open and shut one, but that the validity of the two undated resignation letters were definitely in doubt. He said a good option would be to dissolve the State Assembly and let the people decide.

“Another option is for the Perak Government to hold on to its one-seat majority and remain in power like PAS in Kelantan previously.

“However, if Pakatan Rakyat loses its majority, a vote of no-confidence can be called. If this happens, the Mentri Besar will either have to resign or seek a dissolution.”

Dr Shad said if the Sultan accepted a dissolution, then fresh elections could be called.
“However, if the dissolution is not accepted and an alternative government is formed, then the position will remain murky as horse-trading will still continue,” he added.

Constitutional lawyer Malik Imtiaz Sarwar said the EC had no basis to engage in a fact-finding process with regards to the validity of the resignation letters.

dipetik dari www.thetstar.com.my
www.rencahmalaysia.blogspot.com

UPDATE: PERAK DI HUJUNG TANDUK

TERBARU: Najib adakan sidang media jam 4.00 petang Timbalan Perdana Menteri, Datuk Seri Mohd Najib Tun Razak akan mengadakan sidang media jam 4.00 petang ini dipercayai berkaitan dengan perkembangan politik negeri Perak. Beliau yang juga Pengerusi UMNO dan Barisan Nasional Perak, dijangka membuat pengumuman penting berhubung dengan perkembangan semasa di negeri berkenaan. - 4/2/2009

TERBARU: Sidang media MB Perak ditunda Sidang media Menteri Besar Perak, Datuk Seri Nizar Jamaluddin yang dijadual jam 1.00 petang ditunda kepada masa yang belum ditentukan. Difahamkan sidang media itu diadakan berkaitan dengan perkembangan politik Perak. Sementara itu Agendadaily difahamkan, sidang media berkenaan ditunda ekoran tiga ADUN Perak, dua dari PKR dan satu dari DAP telah mengisytihar keluar parti. Ini menyebabkan kerajaan campuran Perak tidak lagi mempunyai majoriti ADUN untuk kekal sebagai kerajaan. Malah menurut sumber Agendadaily, ketiga-tiga ADUN terbabit iaitu ADUN Behrang, Jamaluddin Mohd Radzi, ADUN Changkat Jering, Osman Jailu dan ADUN DAP kawasan Jelapang yang juga Timbalan Speaker Perak, Hee Yit Fong telah mengutus surat kepada pihak Istana Perak memaklumkan keputusan mereka dan menyatakan sokongan kepada Barisan Naisonal (BN) untuk membentuk kerajaan negeri yang baru. Dengan keputusan tiga ADUN berkenaan, kerajaan campuran DAP, PKR dan PAS kini mempunyai 29 kerusi, BN 27 kerusi dan Bebas, tiga kerusi. dengan sokongan tiga ADUN Bebas itu, ia menjadikan BN mendapat sokongan 30 ADUN bagi membentuk kerajaan negeri yang baru. - 4/2/2009

Kerajaan PR tumbang di perak?: akan adakah pilihan raya di perak?

Hampir pasti kerajaan baru di Perak petang ini...February 4, 2009 : 02.03 PM


KERAJAAN BARU PERAK HAMPIR PASTI… Tiga Ahli Dewan Undangan Negeri Perak sah telah meninggalkan parti masing-masing meletakkan kerajaan campuran negeri Perak kini ibarat telur di hujung tanduk. ADUN Behrang, Jamaluddin Mohd Radzi dan Changkat Jering, Osman Jailu dari Parti Keadilan Rakyat (PKR) dan ADUN Jelapang Hee Yit Foong yang juga Timbalan Speaker DUN Perak hari Rabu telah menghantar surat kepada parti masing-masing memaklumkan keputusan keluar parti.

Agendadaily yang mendapat salinan surat ketiga-tiga ADUN berkenaan daripada sumber dalaman PKR dan DAP, mengesahkan surat berkenaan telah diterima oleh parti masing-masing berdasarkan cop tanda terima PKR dan DAP pada surat berkenaan.

Dalam surat tersebut ketiga-tiga mereka menjelaskan telah hilang kepercayaan kepada parti masing-masing dan keluar dari parti yang diwakili. Namun surat itu menegaskan, perisytiharan keluar parti itu tidak bermakna mereka meletakkan jawatan sebagai ADUN. “Sila ambil maklum bahawa perisytiharan saya keluar parti/tidak lagi menjadi ahli DAP tidak bermaksud saya meletakan jawatan selaku Ahli Dewan Undangan Negeri dan apa jua notis perletakan jawatan sebagai Ahli Dewan Negeri yang ditandatangani secara “undated” dan tidak cop rasmi saya adalah dengan ini terbatal secara ab initio ,” demikian tegas Yit Foong dalam suratnya yang dialamatkan kepada Setiausaha Agung DAP, Lim Guang Eng.

Begitu jugalah kandungan surat Jamaluddin dan Osman yang ditujukan kepada Presiden PKR, Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail. Difahamkan surat tersebut telah sampai kepada pengetahuan Menteri Besar Perak, Datuk Seri Nizar Jamaluddin. Ekoran itu Nizar dijadual membuat sidang media jam 1.00 petang yang dikatakan akan membuat pengumuman pembubuaran DUN Perak tetapi telah ditangguhkan. Difahamkan pihak Istana Perak telah dimaklumkan mengenai perkembangan yang berlaku dan ketiga-tiga ADUN berkenaan telah mengutuskan surat kepada pihak Istana menyatakan sokongan kepada Barisan nasional (BN) untuk membentuk kerajaan yang baru. Perkembangan lanjut mengenai kemelut politik Perak akan dilaporkan dari semasa ke semasa. – 4/12/2009

dipetik dari: www.agendadaily.com

www.rencahmalaysia.blogspot.com

Feb 3, 2009

Surat Speaker meragukan, status 2 ADUN PKR sah


Pengerusi SPR: Tiada kekosongan wujud, pilihan raya tidak perlu diadakan


STATUS SAH... Suruhanjaya Pilihan Raya hari ini mengesahkan status keda-dua ADUN Behrang, Jamaluddin Mohd. Radzi (kiri) dan ADUN Changkat Jering, Kapt (B) Mohd Osman Jailu (kanan).


TIDAK... Pengerusi SPR, Tan Sri Abdul Aziz Mohd. Yusof menunjukkan surat-surat yang diterima semalam pada sidang media di pejabatnya di Putrajaya hari ini. - foto The Star oleh ROHAIZAT MD. DARUS


[DIKEMAS KINI, 2.50 PETANGI] PUTRAJAYA: Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) memutuskan kedua-dua Ahli Dewan Undangan Negeri (ADUN) Perak, Mohd. Osman Jailu dan Jamaluddin Mohd Radzi - dari Parti Keadilan Rakyat (PKR) - yang dilaporkan telah meletak jawatan kelmarin, masih sah sebagai wakil rakyat.


Dengan itu, SPR mengisytiharkan tidak wujud kekosongan bagi kedua-dua kerusi berkenaan.
Ia diumumkan oleh Pengerusi SPR, Tan Sri Abdul Aziz Mohd. Yusof kira-kira pukul 12.45 tengah hari tadi selepas mengadakan mesyuarat hampir dua jam di sini.
Dengan itu pilihan raya kecil bagi kedua-dua kerusi berkenaan tidak akan diadakan.
KOMEN ADUN


Dalam reaksi segera, Jamaluddin ketika dihubungi mStar Online sebentar tadi, menyambut baik perkembangan tersebut.


"Bagi saya, saya terima apa juga keputusan SPR... sama ada SPR adakan pilihan raya kecil ataupun tidak adakan pilihan raya kecil.


"Kalau kita tidak patuh undang-undang siapa lagi yang hendak mematuhi undang-undang," katanya.


Mohd. Osman masih tidak dapat dihubungi sehingga sekarang.

KENYATAAN SPR


Ketika mengulas lanjut keputusan SPR, Pengerusi SPR mengakui wujud keraguan dalam surat letak jawatan yang dikemukakan oleh Speaker Dewan Undangan Negeri Perak semalam.
Abdul Aziz berkata, Speaker boleh menerima surat peletakan jawatan kedua-dua ADUN berkenaan di bawah Perlembagaan negeri.


"ADUN boleh letak jawatan dan menulis kepada Speaker dan memanglah peraturannya Speaker menulis kepada SPR memaklumkan keadaan itu, bukan mengisytiharkan kerusi itu kosong," kata beliau sambil menambah, "yang mengisytiharkan kerusi itu kosong atau tidak adalah SPR."
"SPR dalam mesyuarat khas itu telah meneliti secara mendalam dari semua aspek dan mendapati wujud keraguan dalam surat-surat letak jawatan itu.


"SPR dengan ini memaklumkan wujud keraguan terhadap surat-surat peletakan jawatan oleh penyandang kerusi berkenaan yang telah dikemukakan oleh Yang Dipertua Dewan Undangan Negeri," kata beliau pada sidang media.


"Satu surat mengatakan mereka meletak jawatan dan satu lagi surat daripada orang yang sama mengatakan mereka tidak meletak jawatan.


"Jadi, ini teleh menimbulkan keraguan kepada SPR untuk menerima surat peletakan jawatan tersebut," katanya.


Tambah Abdul Aziz, memandangkan kedua-dua penyandang kerusi berkenaan juga secara "sedar telah mengesahkan bahawa surat-surat berkenaan tidak berkuasa, oleh yang demikian SPR memutuskan bahawa berhubung dengan kedudukan kerusi-kerusi bagi Changkat Jering dan Behrang, SPR tidak dapat menggunakan kuasa di bawah Perkara 36(5) Perlembagaan Negeri Perak dalam memastikan wujud kekosongan luar jangka bagi kedua-dua kerusi berkenaan."


CABAR DI MAHKAMAH


Mengulas sama ada SPR akan menjalankan siasatan berhubung isu berkenaan memandangkan ia pertama kali berlaku, Abdul Aziz berkata, bukan tugas SPR untuk melakukan siasatan.
"SPR berpegang kepada dua surat yang diterima serta keputusan mesyuarat kali ini yang bermakna tidak perlu diadakan pilihan raya kecil bagi keduadua DUN berkenaan," katanya.
Abdul Aziz berkata, salinan surat yang dihantar oleh kedua-dua Adun itu juga tidak menyatakan sama ada mereka akan menyertai manamana parti lain, sebaliknya hanya menyatakan surat yang dihantar oleh Sivakumar adalah tidak berkuat kuasa.


"Jika ada sesiapa yang tidak berpuas hati dengan keputusan itu, mereka berhak membawa perkara berkenaan ke mahkamah dan terpulang kepada mahkamah untuk menimbangkan daripada aspek perundangan untuk membuat keputusan," katanya.
KANDUNGAN SURAT 2 ADUN


Ketika ditanya sama ada dua ADUN berkenaan menyatakan dalam surat kedua mereka bahawa surat peletakan jawatan yang dihantar oleh Speaker telah ditandatangani sebaik sahaja selepas pilihan raya umum 8 Mac, Abdul Aziz berkata, surat tersebut hanya menyatakan mereka menafikan meletak jawatan.


"Mereka menafikan mereka meletak jawatan dan tidak bersetuju dengan tarikh kuatkuasa surat berkenaan," katanya.


Kelmarin, Yang Dipertua Dewan Undangan Negeri Perak V. Sivakumar dalam kenyataan mengumumkan bahawa ADUN Behrang, Jamaluddin dan ADUN Changkat Jering, Mohd Osman telah menyerahkan surat peletakan jawatan mereka sebagai wakil rakyat di rumah beliau pada 5.45 petang semalam.


Pagi semalam beliau memaklumkan kekosongan kedua-dua kerusi itu kepada Pengarah Pilihan Raya Negeri.


Bagaimanapun kedua-dua ADUN daripada Parti Keadilan Rakyat (PKR) itu, yang tidak dapat dikesan sejak 26 Januari lepas, pada malam kelmarin menafikan kenyataan Yang Dipertua Dewan Undangan Negeri Perak bahawa mereka telah meletak jawatan berkuat kuasa serta-merta.


Mereka mendakwa surat yang dimaksudkan Sivakumar adalah surat yang ditandatangani mereka pada 8 Mac tahun lepas selepas pilihan raya umum lalu.

dipetik dari: www.mstar.com.my
www.rencahmalaysia.blogspot.com

UPDATE: SPR MUNGKIN KENA SAMAN?

Speaker boleh cabar, DAP beri SPR 48 jam


[DIKEMAS KINI] PUTRAJAYA: Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) mengambil pendirian terbuka jika Speaker Dewan Undangan Negeri (DUN) Perak mahu mencabar keputusan SPR yang memutuskan tidak wujud kekosongan bagi kerusi Behrang dan Changkat Jering.
DAP, salah satu komponen Pakatan Rakyat pula menyifatkan keputusan SPR pagi tadi sebagai tidak demokratik dan bertentangan dengan perlembagaan.

Terdahulu, Pengerusi SPR, Tan Sri Abdul Aziz Mohd Yusof berkata, Speaker DUN Perak mempunyai hak untuk mencabar keputusan itu jika beliau tidak berpuas hati.

"Kita negara demokrasi. Semua orang ada hak untuk mencabar dan mahkamahlah yang menentukan," kata beliau selepas selepas mesyuarat khas SPR berhubung isu peletakan jawatan dua ADUN iaitu Jamaluddin Mohd Radzi (Behrang) dan Mohd. Osman Jailu (Changkat Jering).
SPR hari ini memutuskan bahawa kedua-dua ADUN tersebut masih penyandang kerusi DUN terbabit kerana wujud keraguan dalam surat peletakan jawatan yang dikemukakan oleh Speaker DUN Perak, N. Sivakumar pagi semalam.

Sivakumar semalam menghantar surat memaklumkan kekosongan DUN Behrang dan Changkit Jering kepada Pengarah Pilihan Raya Negeri selepas ADUN bagi kawasan tersebut, Jamaluddin dan Mohd Osman dikatakan telah menyerahkan surat peletakan jawatan mereka sebagai wakil rakyat di rumah beliau pada 5.45 petang Ahad lalu.

Bagaimanapun, kedua-dua ADUN berkenaan pada hari yang sama turut menghantar salinan surat yang menafikan mereka meletak jawatan.

Ditanya sama ada SPR memberatkan mana-mana surat untuk membuat keputusan, Abdul Aziz berkata, pihaknya meneliti kedua-dua surat tersebut secara sama rata.
"Ini bukan soal memberatkan mana-mana. Kita mengambil kandungan kedua-dua surat itu secara sama rata daripada orang yang sama." katanya.

Dalam pada itu, Pengerusi DAP, Lim Kit Siang berkata, SPR telah bertindak di luar perlembagaan dalam keputusannya tidak mahu mengiktiraf notis makluman kekosongan yang disampaikan oleh Sivakumar.

"Sebagaimana dijelaskan oleh bekas Pengerusi SPR, Tan Sri Abdul Rashid Abdul Rahman, fungsi SPR ialah bertindak selaras dengan notis pemakluman rasmi Speaker Perak mengenai kekosongan yang wujud dan mengadakan pilihan raya kecil dalam tempoh 60 hari," kata beliau dalam kenyataan dikeluarkan hari ini.

Lim yang juga Ahli Parlimen Ipoh Timor di Perak berkata, bukan urusan untuk SPR bertindak dan merampas jurisdiksi mahkamah dalam mempertikaikan keputusan Speaker DUN negeri itu.
Dalam soal ini, cabaran perundangan seharusnya datang daripada kedua-dua ADUN berkenaan jika mereka mahu mencabar kesahihan surat letak jawatan masing-masing, kata beliau.
Sehubungan itu, kata beliau, semua opsyen akan dipertimbangkan untuk menyelesaikan krisis politik di Perak

dipetik dari: www.mstar.com.my
www.rencahmalaysia.blogspot.com

lagi ADUN Pakatan Perak lompat BN?

Ahli Dewan Undangan Negeri (Adun) DAP Jelapang, Hee Yit Fong menuntut supaya setiausaha agung parti itu, Lim Guan Eng memohon maaf kerana membuat kenyataan bahawa kerusi mana-mana wakil rakyat dari parti itu yang hilang lebih daripada 24 jam tanpa alasan, akan dikosongkan.Hee, 46, memberitahu sidang akhbar di kediamannya malam tadi bahawa beliau kecewa dengan amaran Lim (foto) itu, yang dibuatnya selepas dua Adun PKR dikatakan 'hilang' hujung minggu lalu.Hee yang tidak senang dengan kenyataan tersebut, turut dilaporkan telah 'hilang' sekejab semalam, dan sekaligus mencetuskan spekulasi yang beliau juga akan melompat menyertai Barisan Nasional (BN)."Saya tidak faham bagaimana pandangan beliau mengenai ahli-ahli dewan undangan negeri. Kenyataan itu tidak adil pada saya. Biasanya, masalah dalaman parti akan diselesaikan di kalangan ahli, bukan melalui kenyataan terbuka," kata Hee.

Hee menyifatkan kenyataan Lim itu sebagai "amat mengecewanya", kerana beliau taat kepada DAP sejak 20 tahun lalu.Hee menjelaskan, beliau berada di rumahnya di Ipoh sepanjang hari semalam, dan hanya keluar rumah dari jam 3 petang hingga 6 petang.Katanya, beliau telah menutup telefon bimbitnya kerana 'tidak sihat', yang menurutnya, juga menjadi sebab mengapa beliau tidak dapat menghadiri mesyuarat yang dipengerusikan oleh Menteri Besar Perak, Datuk Mohammad Nizar Jamaluddin."Saya tinggal di Ipoh, tetapi tidak seorang pun orang parti yang datang mencari saya (di rumah). Mereka boleh menghubungi suami saya, tetapi tidak seorangpun yang berbuat demikian. (Jadi) saya fikir semuanya baik," kata Hee yang juga timbalan speaker DUN Perak.

Hee berkata, beliau hanya mendapat tahu mengenai apa yang berlaku ekoran kehadiran wartawan, ketika pulang ke rumahnya.Walaupun mengulangi bahawa beliau tidak pernah berniat untuk melompat menyertai BN atau meninggalkan DAP, tetapi Hee menyuarakan keraguan mengenai masa depannya."Saya mahu kekal, tetapi adakah mereka akan menyingkirkan saya? Ini bukan hari pertama saya dalam DAP, dan saya akan amat keberatan untuk meninggalkan parti," katanya.

Bagaimanapun, cakap-cakap mengenai Hee melompat menyertai MCA, bukanlah sesuatu yang baru. Spekulasi mengenainya bermula sejak Mei lalu, tetapi beliau masih kekal bersama parti itu.Memang menjadi rahsia umum bahawa Hee tidak sehaluan dengan pemimpin-pemimpin DAP Perak, terutama pengerusi DAP negeri, Ngeh Koo Ham dan setiausahanya, Nga Kor Ming.

www.rencahmalaysia.blogspot.com

nota:
siapa Hee Yit Foong?

Hee Yit Foong

From Wikipedia, the free encyclopedia

Hee Yit Foong is a Malaysian politician from the Democratic Action Party, and the current Deputy Speaker of the Perak State Assembly. Hee, state assemblywoman for Jelapang, was the first disabled woman to become the speaker of a Malaysian legislative body. Hee carries a limp from a case of polio she contracted at the age of 4.[1]

Kemelut politik di perak: pakatan yang kian terlerai!

Minda Pengarang: Kemelut politik Perak perlukan penyelesaian

KERAJAAN Pakatan Rakyat di Perak kini berdepan kemelut politik yang dilihat boleh menjejaskan jangka hayat perkongsian kuasa antara DAP, Parti Keadilan Rakyat (PKR) dan Pas yang baru setahun jagung mentadbir negeri itu. Kehilangan dua Ahli Dewan Undangan Negeri (Adun) PKR, Jamaluddin Mohd Radzi (Behrang) dan Mohd Osman Jailu (Changkat Jering) sebelum Tahun Baru Cina, yang berakhir dengan pengumuman peletakan jawatan mereka oleh Yang Dipertua Dewan Undangan Negeri Perak, V Sivakumar, kelmarin, menyebabkan senario politik Perak mula berkecamuk dan menimbulkan tanda tanya. Dua Adun berkenaan pula menafikan mereka menghantar surat peletakan jawatan walaupun Sivakumar dilaporkan memaklumkan kepada Suruhanjaya Pilihan Raya (SPR) semalam mengenai kekosongan kedua-dua kerusi berkenaan.

Ternyata kedudukan kerajaan negeri sekarang tidak pernah stabil sebaik memperoleh kuasa pada pilihan raya umum Mac tahun lalu. Pentadbiran negeri bukan saja berdepan masalah PKR, malah DAP yang mempunyai 18 Adun turut menghadapi kemelut berikutan wujud puak yang menentang Pengerusi DAP Perak, Datuk Ngeh Koo Ham dan Setiausaha DAP negeri, Nga Kok Ming, yang kebetulan sepupu kerana dikatakan terlalu berkuasa. Tindakan Setiausaha Agung DAP, Lim Guan Eng mengeluarkan surat amaran akan kehilangan kerusi DUN sekiranya tidak dapat dikesan dalam tempoh 24 jam kepada Timbalan Yang Dipertua Dewan Undangan Negeri Perak merangkap Adun Jelapang, Hee Yit Fong yang dilaporkan menghilangkan diri dan gagal dihubungi, turut mencetuskan ketegangan dalam parti itu.

Senario ini menyebabkan rakyat Perak semakin bingung mengenai kedudukan kerajaan negeri sekarang. Rakyat bimbang jika kemelut politik Perak berlarutan untuk tempoh yang panjang. Tindakan PKR menggunakan surat peletakan jawatan tidak bertarikh yang ditandatangani calon sebelum pilihan raya, mengingatkan kita krisis politik Sabah pada zaman pemerintahan Berjaya, di bawah pemerintahan Datuk Harris Salleh pada 1976 dan Parti Bersatu Sabah pimpinan Datuk Seri Pairin Kitingan pada 1985, yang memperlihatkan calon wakil rakyatnya perlu menandatangani surat peletakan jawatan Adun bagi mengelakkan mereka lompat parti selepas menang pilihan raya.

Kerajaan Sabah yang dikuasai PBS pada 1985 terpaksa membubarkan DUN pada 1986 bagi membolehkan pilihan raya negeri diadakan semula berikutan dua Adun, iaitu Ignitius Malanjun (Moyog) dan Thomas Anggang (Bingkor) menghilang diri di Kuala Lumpur dalam ura-ura melompat parti.

Pakatan Rakyat Perak tidak mempunyai banyak pilihan menyelesaikan kemelut sementara menunggu pilihan raya kecil bagi dua kerusi berkenaan diadakan. Mereka boleh membubarkan Dewan Undangan Negeri bagi membolehkan rakyat memilih semula kerajaan baru atau membiarkan keadaan politik terumbang ambing ketika rakyat berhadapan dengan kemelut ekonomi yang mencengkam sekarang.

dipetik dari: www.bharian.com.my
www.rencahmalaysia.blogspot.com

usik-usik:
apa sudah jadi? mana pakatan? mana dia gabungan? kini sudah terlerai sama seperti mimpi yang berlainan dikongsi bersama.

akhirnya, apa yang diduga terjadi jua
melayu dan bukan bangsanya bercakaran akhirnya
inikah pakatan gabungan serikandi rakyat terpilih ?
atau sandiwara penyejuk jiwa-jiwa yang dambakan kemuliaan diri?

kini kita sedar, lahirnya suatu pemuafakatan itu
bukan dari lidah dan gigi yang manis berkata-kata
tetapi dari prihatian dan faham diri tentang diri sendiri

dan akhirnya
yang pakat itu jadi pekat, dan kemudian tidak dapat ditelan
lalu diludahkan keluar rongga nafas.

inilah dia. perak dan kemelutnya.